Selain itu, konsumen juga perlu menyiapkan tambahan biaya untuk lensa baca yang dijual terpisah, dengan harga awal sekitar US$149 (sekitar Rp2,3 juta), dan sisipan lensa dengan harga awal sekitar US$99 (sekitar Rp1,5 juta).
2. Baterai yang Cenderung Boros
Menurut keterangan resmi dari Apple, Vision Pro menawarkan masa pakai baterai sekitar 2,5 jam untuk penggunaan umum atau menonton video selama periode yang sama saat baterai terisi penuh.
Menurut laporan dari 9to5mac, kacamata tersebut berhasil menyelesaikan pemutaran film Avengers: End Game dengan masih menyisakan sedikit daya baterai.
Walaupun demikian, satu kekurangan yang ditemukan adalah bahwa Apple Vision Pro perlu dimatikan sepenuhnya dan menjalani proses booting kembali saat baterai perlu diganti. Namun, proses booting ini hanya memerlukan waktu kurang dari satu menit.
3. Kurangnya Kenyamanan
Dengan investasi yang besar, diharapkan pengguna dapat memanfaatkan Vision Pro seoptimal mungkin, tetapi sayangnya, pengalaman pengguna terhambat oleh ketidaknyamanan saat menggunakannya.
Penggunaan headset VR seringkali berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama, baik untuk meningkatkan produktivitas maupun menonton film berjam-jam. Namun, penggunaan dalam waktu yang lama ini tidak selalu diimbangi dengan tingkat kenyamanan yang diharapkan oleh pembeli.
Terungkap juga bahwa perangkat ini tidak memberikan kenyamanan optimal saat digunakan, terutama ketika menggunakan Solo Loop yang tidak mendukung penyesuaian yang sesuai untuk seluruh kepala.
Beberapa keluhan lainnya termasuk rasa berat dan pusing, masalah yang sebenarnya juga dialami oleh pengguna headset VR dari perusahaan lain.