Arti Munggahan atau Punggahan, Tradisi Unik Menyambut Ramadhan yang Masih Lestari

- 29 Februari 2024, 06:05 WIB
Ilustrasi. Tradisi munggahan salah satu bentuk bentuk rasa syukur kepada Allah.
Ilustrasi. Tradisi munggahan salah satu bentuk bentuk rasa syukur kepada Allah. /Pixabay/ john1cse/

Portal Pati - Berikut Tradisi munggahan, cucurak (dalam bahasa Sunda) atau Punggahan (dalam bahasa Jawa) menjadi salah satu tradisi yang dilakukan sebagian umat Islam menjelang Ramadhan.

Munggahan dijadikan momentum untuk berkumpul dengan para tokoh agama, orang-orang terkasih ataupun bisa dijadikan ajang reuni untuk berkumpul sebelum Ramadhan tiba.

Munggahan atau punggahan berasal dari kata munggah, yang dalam bahasa Jawa bisa berarti naik.

Baca Juga: Ketahui! Harga Terbaru HP Vivo Y100 5G Indonesia dan Spesifikasinya

Maksudnya bisa diartikan bahwa bulan Ramadhan sudah hampir tiba dan umat Islam harus menyambutnya dengan suka cita, salah satunya dengan meningkatkan iman dan ibadah kepada Allah SWT.

Agenda munggahan biasanya dilakukan di tempat ibadah seperti mesjid, mushola, atau bisa juga di salah satu rumah warga dengan mengundang kyai setempat atau tokoh agama yang berpengaruh.

Baca Juga: Bacaan Doa di Hari Jumat untuk Memohon Perlindungan dan Rezeki, Lengkap Tulisan Arab, Latin dan Terjemahan

Selama kegiatan berlangsung, warga yang berkumpul akan membaca tahlil dan doa-doa, termasuk membaca dan mengirimkan doa untuk keluarga/kerabat yang sudah meninggal dunia.

Di sebagian daerah di Indonesia, tradisi munggahan ini juga diisi dengan kegiatan makan bersama di siang hari atau sore hari (sebelum memasuki waktu Maghrib).

Halaman:

Editor: Rahayu Tri Agustina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah