Antara Penyakit Malaria dan DBD, Lebih Berbahaya yang Mana?

- 25 Maret 2024, 20:52 WIB
Demam mendadak tinggi jadi indikasi DBD
Demam mendadak tinggi jadi indikasi DBD /Twtter/X

Kira-kira hewan apa yang paling banyak menyebabkan kematian ke manusia setiap tahunnya? Jawabannya bukan paus, ular buaya, atau singa.

Memang sukar dipercayai, nyamuk yang terbilang kecil dan sering dianggap sepele oleh banyak orang, justru menjadi hewan yang amat mematikan. Enggak percaya?

Menurut data dari WHO, setidaknya 725 ribu orang harus kehilangan nyawa tiap tahunnya karena penyakit yang ditularkan melalui nyamuk.

Nah, dari banyaknya penyakit yang bisa ditularkan melalui nyamuk, demam berdarah dan malaria yang paling menyita perhatian dunia.

Pada 2017 WHO melaporkan setidaknya ada sekitar 219 juta kasus malaria, dengan kematian sebesar 435 ribu orang. Sedangkan demam dengue lain lagi, virus dengue ini menyerang 390 juta orang. Diperkirakan 500 ribu orang mesti dirawat di rumah sakit, dengan angka fatal sebesar 2,5 persen.

Demam Berdarah, Kebocoran Plasma

Demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue. Virus ini masuk ke dalam tubuh lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang hidup di wilayah tropis dan subtropis.

Yang perlu digarisbawahi, demam dengue dan DBD tidaklah sama. Meski sama-sama disebabkan oleh virus dengue, namun kedua penyakit ini berbeda. Perbedaan dasar pada keduanya, yaitu kebocoran plasma.

Pada demam dengue gejala hanya berupa demam dan syok, tak sampai disertai kebocoran plasma. Kebocoran plasma sendiri merupakan melebarkan celah antara sel di pembuluh darah. Nah, inilah yang mengakibatkan keluarnya plasma darah dari pembuluh darah. Darah sendiri terdiri dari dua komponen, yaitu plasma yang berupa cairan dan sel darah.

Halaman:

Editor: Abdul Rosyid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x