Portal Pati – Infaq merupakan salah satu ibadah sosial yaitu dengan cara memberi dalam bentuk harta secara sukarela.
Bulan Ramadhan menjadi bulan penuh keberkahan karena pada bulan ini amal kebaikan dilipatgandakan termasuk infaq.
Di dalam Surah Ali Imran ayat 134 dijelaskan bahwa infaq merupakan sebagian harta yang dikeluarkan untuk kepentingan yang memiliki kemaslahatan.
Berbicara tentang infaq, tentu ada kaitannya dengan yang namanya harta. Namun apakah harta yang dimaksud harus berupa uang?
Dilansir PortalPati.com dari kanal Youtube Audio Dakwah yang diunggah pada 6 April 2022, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa momen untuk infaq sangat terbuka di bulan ramadhan.
“Saking sayangnya Allah dengan kita semua peluang infaq di bulan Ramadan itu dihadirkan. Di luar Ramadan orang minta-minta di depan mata belum tenntu kita kasih. Saat ramadan yang nggak keliatan kita cari-cari,” ungkap Ustadz Adi Hidayat.
Mengenai infaq yang kita keluarkan itu apa saja, Ustadz Adi Hidayat juga menyebutkan bahwa boleh dengan makanan.
“Bukankah kata Nabi siapa yang berikan iftor bagi orang yang berpuasa walaupun dengan seteguk air atau sebiji kurma maka dia mendapat pahala yang sama dengan yang puasa tapa dikurangi sedikitpun?
Sebagaimana dalam hadits “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun.”
“Infaq itu boleh menggunakan segala hal yang berjenis materi sifatnya. Makanan itu bagian dari infaq, pakaian bagian dari infaq, uang bagian dari infaq,” kata Ustadz Adi Hidayat.
Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan tentang infaq yang harus disesuaikan penempatannya. Di antaranya ialah dengan memprioritaskan orang Islam sebagai penerima.
Meskipun orang Islam sebagai prioritas, pemberian infaq pun tidak terbatas juga kepada non muslim.
“Karena nabi pun suka memberi ke tetangganya yang non muslim. Mungkin itu asbab hidayah teman-teman kita untuk masuk islam,” lanjut Ustadz Adi Hidayat,” ***