Naskah Khutbah Jum’at Tema Hari Ibu 22 Desember 2023: Keutamaan Birrul Walidain Berbakti Kepada Orang Tua

- 22 Desember 2023, 05:00 WIB
Ilustrasi teks khutbah Jumat.
Ilustrasi teks khutbah Jumat. /UNSPLASH/Muhammad Adil

Berbakti kepada kedua orang tua itu berlangsung sepanjang kedua orang tua masih hidup dan terus berlanjut meskipun kedua orang tua sudah meninggal dunia. Kewajiban berbakti kepada kedua orang tua hanya berhenti saat ajal telah menjemput diri kita.

Hanya saja cara berbakti kepada kedua orang tua saat orang tua masih hidup dan setelah keduanya meninggal dunia itu berbeda.

Birrul Walidain Ketika Masih Hidup

Bila orang tua kita masih hidup maka cara berbakti kepada orang tua kita secara garis besar ada tiga:

Taat kepada keduanya dalam hal yang ma’ruf. Hal ini berlaku juga dalam perkara mubah asalkan tidak melanggar syariat. Bila sudah melanggar syariat maka tidak perlu taat kepada mereka karena Rasulullah ﷺ menegaskan tidak ketaatan kepada makhluk dalam hal bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya ketaatan itu hanyalah dalam hal yang makruf.
Bersikap rendah hati kepada mereka dan merendahkan diri kepada mereka.
Betapa pun tinggi pangkat, jabatan, pendidikan dan status sosial seorang muslim, dia wajib merendahkan dirinya kepada kedua orang tuanya, meskipun orang tuanya dalam kondisi kebalikannya secara zhahir.

Memberikan harta kepada kedua orang tuanya.
Memberikan harta kepada kedua orang tua ini sesuai dengan kemampuan yang dia miliki. Bila ternyata dia bukan orang kaya, malah justru lebih miskin dari kedua orang tuanya, maka dalam persoalan ini dia justru yang layak menerima pemberian dari kedua orang tuanya.

Birrul Walidain Sesudah Orang Tua Mati

Bila orang tua seorang muslim sudah meninggal, maka cara melakukan kebaktian kepadanya sesuai dengan penjelasan dalam hadits Nabi ﷺ

عَنْ أَبِي أُسَيْدٍ مَالِكِ بْنِ رَبِيعَةَ السَّاعِدِيِّ ، قَالَ : بَيْنَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي سَلَمَةَ ، فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا ؟ قَالَ : نَعَمْ الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا ، وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا ، وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا ، وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا تُوصَلُ إِلَّا بِهِمَا ، وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا

Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idi, dia berkata, ”Pada saat kami berada di sisi Rasulullah ﷺ, tiba-tiba datanglah seorang pria dari Bani Salamah. Dia berkata, ”Wahai Rasululllah! Adakah bagian dari berbakti kepada orang tua saya yang dengannya saya bisa berbakti kepada mereka setelah kematiannya? Rasulullah ﷺ menjawab, ”Ya. Shalat (doa) untuk mereka, istighfar untuk mereka, melaksanakan janji mereka setelah wafatnya, silaturrahim yang tidak akan bisa disambung kecuali melalui mereka dan memuliakan teman mereka.” [Hadits riwayat Abu Dawud di dalam Sunan Abi Dawud no. 4541]

Buah Bakti Kepada Orang Tua

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Setiap amal shaleh di dalam Islam pasti memiliki buah-buah manis yang bisa dirasakan di dunia ini. demikian pula dengan amal shaleh berbakti kepada kedua orang tua. Sebagai salah satu amal yang paling utama dalam Islam setelah beriman kepada Allah ta’ala, pasti birrul walidain memiliki buah yang manis bagi para pelakunya.

Halaman:

Editor: Rahayu Tri Agustina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah