Naskah Khutbah Jumat 29 Desember 2023 dengan Tema Renungan Akhir Tahun 2023 Masehi Bagi Seorang Muslim

- 29 Desember 2023, 09:46 WIB
SINGKAT DAN PADAT Materi Khutbah Jumat 29 Desember 2023: Muhasabah Diri Akhir 2023 dan Sambut Tahun Baru 2024
SINGKAT DAN PADAT Materi Khutbah Jumat 29 Desember 2023: Muhasabah Diri Akhir 2023 dan Sambut Tahun Baru 2024 /

Makna hadits ini, dunia ini bila dibandingkan dengan akhirat dalam hal pendeknya masa dunia ini dan bakal sirnanya segala kesenangannya, serta kekalnya akhirat dan abadinya kenikmatan dan kesenangan di dalamnya adalah seperti air yang tersisa menempel di jari telunjuk yang dimasukkan ke laut dibandingkan dengan sisa air di lautan.

Ini hanya sekedar perumpamaan untuk memudahkan orang dalam memahami penjelasan. Faktanya, akhirat jauh lebih agung dan lebih hebat dari sekedar seperti lautan kenikmatan.

Sebab, laut itu betapa pun luasnya, tetap ada batasnya. Sedangkan kenikmatan akhirat itu abadi tiada batasnya. Kenikmatan surga untuk orang mukmin dan demikian pula dengan siksa neraka untuk orang kafir, tiada batasnya.[ii] Wal ‘iyadzu billaah.

Oleh karena itu, harus ada evaluasi diri, muhasabah diri. Bila bukan harian atau pekanan maka dilakukan bulanan. Bila tidak bulanan maka paling tidak setiap tahun seseorang perlu mengevaluasi dirinya sendiri.

Ini karena waktu terus berjalan hari demi hari tanpa bisa dihentikan sama sekali. Waktu adalah kehidupan. Dengan terus berkurangnya waktu, itu sama saja jatah hidup kita juga senantiasa berkurang. Makanya aneh kalau seseorang jatah usianya berkurang setiap tahun malah dirayakan, bukan dievaluasi.

Bila setelah dievaluasi pada tahun yang telah lalu didapati lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk kebaikan dan ketaatan, maka seseorang harus bersyukur kepada Allah Ta’ala dan bukan membanggakan diri atau menyombongkan diri.

Kemudian, berusaha keras untuk mempertahankan dan meningkatkannya, dengan senantiasa memohon pertolongan kepada Allah agar bisa istiqamah.

Dan bila didapati ternyata umurnya lebih banyak dihabiskan untuk keburukan dan kemaksiatan, maka segera bertaubat, dengan cara berhenti dari semua keburukan dan maksiat tersebut, menyesalinya dan bertekad bulat untuk tidak kembali melakukannya.

Kemudian terus menerus memohon ampunan kepada Allah Ta’ala dan pertolongan-Nya agar bisa bertaubat dengan taubat nasuha, serta bersyukur kepada Allah Ta’ala karena masih diberi waktu dan kesempatan untuk memperbaiki diri.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Halaman:

Editor: Abdul Rosyid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah