“Bukankah kata Nabi siapa yang berikan iftor bagi orang yang berpuasa walaupun dengan seteguk air atau sebiji kurma maka dia mendapat pahala yang sama dengan yang puasa tapa dikurangi sedikitpun?
Sebagaimana dalam hadits “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun.”
“Infaq itu boleh menggunakan segala hal yang berjenis materi sifatnya. Makanan itu bagian dari infaq, pakaian bagian dari infaq, uang bagian dari infaq,” kata Ustadz Adi Hidayat.
Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan tentang infaq yang harus disesuaikan penempatannya. Di antaranya ialah dengan memprioritaskan orang Islam sebagai penerima.
Meskipun orang Islam sebagai prioritas, pemberian infaq pun tidak terbatas juga kepada non muslim.
“Karena nabi pun suka memberi ke tetangganya yang non muslim. Mungkin itu asbab hidayah teman-teman kita untuk masuk islam,” lanjut Ustadz Adi Hidayat,” ***