Jauh sebelum dunia menetapkan peringatan Hari Ibu, Rasulullah SAW telah meletakkan dasar-dasar teologis bahwa seorang ibu diakui sangat mulia sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatakan dari Anas bin Malik RA:
الجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الأُمَّهَاتِ
“Surga berada di bawah telapak kaki ibu”
Hadits di atas menegaskan bahwa seorang ibu mempunyai posisi yang sangat mulia hingga seolah-olah surga yang begitu indah dan agung saja tidak lebih tingggi daripada seorang ibu karena diibaratkan berada di bawah telapak kakinya.
Kita semua tahu bahwa telapak kaki merupakan bagian terendah dari organ manusia. Namun maksud hadits ini adalah bahwa tidak mungkin seorang anak bisa masuk surga tanpa kepatuhan kepada seorang ibu.
Jamaah sholat Jumat Rahimakumullah
Rasulullah SAW menggambarkan agar bakti kepada ibu tiga kali lebih besar daripada kepada ayah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abi Hurairah RA:
مَنْ أحَقُّ الناس بِحُسْن صَحابتي ؟ قال : أمُّك، قال : ثم مَنْ ؟ قال : أمُّك، قال : ثم مَنْ ؟ قال : أمُّك، قال : ثم مَنْ ؟ قال : أبُوك
“Suatu hari datanglah seorang laki-laki kepada Rasulillah SAW. Laki-laki itu bertanya kepada Rasulullah, siapakah di antara manusia yang paling berhak kami sikapi dengan baik. Nabi menjawab, ibumu. Laki-laki itu bertanya lagi, siapa lagi setelah itu.
Nabi menjawab, ibumu. Laki-laki itu bertanya lagi, siapa lagi setelah itu. Nabi menjawab, ibumu. Laki-laki itu bertanya lagi.