Sebelum Islam datang, orang-orang Arab jahiliah percaya bahwa kata safar diambil dari nama suatu jenis penyakit. Penyakit ini disebut merupakan salah satu penyakit yang bersarang di dalam perut akibat adanya sejenis ular yang berbahaya.
Hal inilah yang membuat para Arab jahiliah menganggap bulan Safar sebagai bulan yang penuh dengan keburukan. Mereka bahkan menganggap bulan Safar adalan bulan di mana Allah menurunkan hukuman kepada manusia.
Sebagaimana dikutip dari sumber buku sebelumnya, salah satu kepercayaan yang diyakini oleh Arab jahiliah terkait bulan safar yakni pelarangan pelaksanaan pernikahan.
"Dalam sejarahnya orang Arab jahiliyah beranggapan terdapat kesialan pada bulan Safar. Keyakinan lainnya, yaitu tidak boleh melakukan pernikahan, khitan, atau semisalnya pada bulan Safar," tulis buku Mengenal Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah.
Hingga akhirnya Islam datang dan Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT untuk mengabarkan kebenaran bagi orang-orang Arab jahiliah tersebut. Tindakan orang Arab jahiliah itu pula disebut dengan tathayyur dalam Islam.
Dalam suatu hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah menjelaskan mengenai kepercayaan bulan Safar yang membawa sial tersebut, ia bersabda,
لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ وَلاَ هَامَةَ وَلاَ صَفَرَ
Artinya: "Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah, tidak ada kesialan karena burung hantu, tidak ada kesialan pada bulan Safar," (HR Bukhari no. 5437, Muslim no. 2220, Abu Dau no. 3911, dan Ahmad no II/327).
Baca Juga: Apa Makna Tradisi Malam Tirakatan Menjelang Perayaan HUT RI 17 Agustus-an? Masihkah Ada Di Daerahmu?