Portal Pati - Dropshipper: Ketahui Pengertian, Keuntungan, Kekurangan dan Cara Kerja Bisnis Dropship.
Dropshipper adalah orang yang menjual produk ke pelanggan dari supplier. Menjadi dropshipper merupakan salah satu pilihan bisnis bagi pemula, karena tidak membutuhkan modal besar dan bisa dilakukan tanpa menyetok barang.
Itu baru salah satu dari beberapa keuntungan menjadi dropshipper. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih detail mengenai keuntungan dan kekurangan menjadi dropshipper serta cara kerjanya.
Baca Juga: Rekomedasi 7 Resep Masakan Berkuah Berbahan Ikan Laut yang Segar, Cocok untuk Lauk Makan Siang
Pengertian Dropshipper
Mengutip Ahmad Syafii dalam buku Step by Step Bisnis Dropshipping dan Reseller, dropshipper adalah orang yang menjual produk ke pelanggan dengan bermodalkan foto dari supplier atau toko tanpa harus menyetok barang, dengan harga yang disesuaikan antara dropshipper dan supplier.
Istilah ini berangkat dari kegiatannya yaitu dropship, yang merupakan konsep penjualan produk dari supplier menyediakan foto barang yang akan dijual oleh dropshipper. Pesanan yang diterima akan diproses oleh supplier atau toko dengan nama dropshipper.
Keuntungan Dropshipper
Bisnis menjadi dropshipper sendiri tengah diminati karena berbagai keuntungan yang bisa didapatkan. Berikut ulasannya mengutip buku Step by Step Bisnis Dropshipping dan Reseller.
- Tidak perlu menyetok barang, karena barang akan langsung dikirim dari supplier atau toko ke pelanggan.
- Waktu kerja fleksibel, sehingga bisa dijadikan usaha sampingan.
- Tidak direpotkan oleh fluktuasi harga.
- Tidak pusing dengan komplain produk dari customer karena kualitas produk maupun pengiriman menjadi tanggung jawab supplier.
- Lebih menghemat biaya karena tidak memikirkan biaya serta proses produksi.
- Tidak bertanggung jawab pada manajemen website atau produk.
Kekurangan Dropshipper
Selain sederet keuntungan, bisnis dropshipper juga memiliki sejumlah kekurangan.
- Tidak dapat terlalu leluasa menentukan harga produk, karena harus dengan pertimbangan biaya produksi dan supplier juga.
- Tidak memiliki produk sendiri dan hanya berperan sebagai penjual.
- Produk tidak bisa dimodifikasi atau digonta-ganti.
- Sangat bergantung pada kinerja perusahaan pengelola produk, yang jika ada masalah atau kerusakan maka dropshipper tidak bisa melakukan transaksi.
- Keuntungan ditangani langsung oleh perusahaan pengelola.
Cara Kerja Dropshipper
Skema dropship berjalan sebagai berikut.
- Dropshipper menawarkan barang kepada pelanggan.
- Pelanggan membeli dan mentransfer uang ke dropshipper.
- Dropshipper membayar barang kepada supplier sesuai harga beli dropshipper ditambah ongkos kirim ke pelanggan.
- Di saat yang sama, dropshipper juga memberikan data-data pelanggan kepada supplier untuk mempermudah pengiriman.
- Supplier mengirimkan barang ke pembeli atau pelanggan atas nama dropshipper.
Model Bisnis Dropshipping
Bisnis menjadi dropshipper juga dibedakan berdasarkan model bisnisnya. Berikut macam-macam model bisnis dropshipping.
1. Model Bagi Hasil
Model ini termasuk paling sering digunakan dan dijumpai di internet. Dropshipper biasanya mendapatkan komisi dengan jumlah berkisar 50 persen dari harga jual. Dalam bagi hasil ini ada batasan-batasan tergantung produk yang dijual. Selain itu, registrasi dropshipper dalam model ini kebanyakan menggunakan sistem gratis atau free, berbeda dengan reseller yang harus membayar lebih dulu.
2. Model Jaminan
Model kedua ini terbilang jarang dilakukan karena banyak penjual yang merasa keberatan menggunakan jaminan uang untuk menjadi seorang dropshipper. Model jaminan mengharuskan calon dropshipper memberikan uang muka atau DP yang telah ditentukan perusahaan atau produsen. Tujuan model ini sebenarnya adalah untuk mengantisipasi kecurangan dari dropshipper, karena perusahaan tentu juga tidak mau rugi.
3. Model Web Replika
Web replika adalah website dari perusahaan yang dikelola oleh dropshipper sebagai media promosi online. Dropshipper akan mendapatkan komisi jika terjadi transaksi pada web tersebut. Format penulisan domain biasanya berupa ID member dropshipping, misalnya perusahaan.com/?reg=nama_dropshipper. Kekurangannya, domain ini terkesan kurang profesional.
4. Model Web Alone
Dengan model web alone, dropshipper bisa lebih bebas dalam penjualan produk. Selain itu, model ini juga memberi kesempatan bagi dropshipper untuk mendapatkan produk dengan harga diskon untuk pembelinya. Dropshipper dapat melakukan penjualan sendiri di web alone.
5. Model Beli Jual
Model ini mengedepankan pelayanan dropshipper. Pihak dropshipper cukup melakukan pembelian yang ditentukan pengelola, kemudian menjadi member dan mendapatkan berbagai fasilitasnya. Dropshipper juga bisa bermain harga dengan wajar di sini dan mendapat diskon menarik untuk produk yang dibelinya untuk pelanggan.
Beda Dropshipper dan Reseller
Sekilas, dropshipper dan reseller terkesan mirip. Tetapi keduanya memiliki perbedaan. Selengkapnya dijelaskan dalam Step by Step Bisnis Dropshipper dan Reseller sebagai berikut.
Dropshipper:
- Tidak ada pembelian produk sebelumnya.
- Promosi bermodalkan daftar produk.
- Pengiriman barang diatur oleh pihak supplier.
- Mendapatkan media promosi dari perusahaan produsen berupa banner dan semacamnya secara cuma-cuma.
- Tidak memiliki web replika.
Reseller:
- Ada pembelian produk sebelumnya dengan ketentuan dari perusahaan.
- Promosi bermodalkan daftar produk dengan contoh produk yang sudah dibeli dari perusahaan.
- Pengiriman barang dilakukan pihak reseller sendiri.
- Mendapatkan media promosi atau sejenisnya dengan gratis serta website.
- Memiliki web replika sebagai website pribadi dengan pengelolaan oleh pihak supplier.
Nah, sekarang sobat lebih memahami apa itu dropshipper, keuntungan dan kekurangannya, serta cara kerjanya. Bagaimana, tertarik untuk tertarik menjadi dropshipper?
***