Sejarah dan Filosofi, Lebaran Ketupat dan Lepet dari Sunan Kalijaga

- 16 April 2024, 10:37 WIB
Ilustrasi sajian ketupat saat hari raya lebaran
Ilustrasi sajian ketupat saat hari raya lebaran /Istimewa

Bentuk flsik kupat yang segi empat ibarat hati manusia. Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki karena hatinya sudah dibungkus cahaya (ja’a nur).

Lepet dari kata silep kang rapet. Monggo dipun silep ingkang rapet (mari kita kubur/tutup yang rapat). Jadi setelah mengakui kesalahan (lepat), kemudian meminta maaf, maka kesalahan yang sudah dimaafkan itu jangan pernah diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya ketan dalam lepet.

Betapa besar peran para wali dalam memperkenalkan agama Islam dengan santun. Karena itu umat Islam di Nusantara khususnya Jawa sudah seharusnya memuliakan budaya atau ajaran yang telah disampaikan para wali di Indonesia ini.

Inilah cikal bakal munculnya kalimat Mohon maaf lahir dan bathin, ngaturaken sedoyo kelepatan disaat ‘ldul Fitri di Indonesia dan Pulau Jawa pada khususnya.

***

Halaman:

Editor: Abdul Rosyid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah