Sejarah Lengkap Isra Mi'raj: Hari-hari Penuh Duka Muhammad SAW hingga Negosiasi Sholat 5 Waktu

- 7 Februari 2024, 16:54 WIB
Background untuk Isra Mi'ra
Background untuk Isra Mi'ra /

"Segumpal darah hitam ini adalah bagian setan darimu, Ya Muhammad," terang Jibril kepada Nabi.

Setelah itu, Jibril mengeluarkan wadah yang penuh berisi iman dan hikmah. Ia menuangkan seluruh isi dalam wadah tersebut ke hati Nabi, sehingga ilmu hikmah, ilmu yakin, dan Islam telah mengkristal dengan hati mulia Nabi Muhammad (Ad-Dardir, n.d., p. 4).

Persiapan lahir-batin dirasa sudah cukup. Jibril lantas mendatangkan seekor binatang putih bertubuh lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari bagal, dengan dua sayap di antara kedua kakinya. Kendaraan itu bernama Buroq. Dengan gelora semangat yang tinggi, Nabi segera menunggangi Buraq. Perjalanan menjelajahi semesta pun akan dimulai.

Menuju Masjid al-Aqsha

Sementara Buraq melesat menuju utara dan meninggalkan kota Mekkah. Dalam perjalanan ini, Jibril mengajak Nabi berziarah ke tempat-tempat bersejarah untuk sejenak "melupakan" keadaan Mekkah yang tak terkendalikan.

Ia mengajak Nabi singgah sebentar ke sebuah tempat asri yang subur dengan kebun-kebun kurma. Lalu, ia mempersilakan Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakan salat dua rakaat di tempat itu.

"Tahukah di mana engkau tadi sedang salat?," tanya Jibril membuat Nabi penasaran ketika kembali menunggangi Buraq untuk melanjutkan perjalanan.
"Tidak," jawab Nabi singkat.
"Engkau tadi salat di negeri Taibah (negeri yang aman, damai, dan sejahtera), ke sanalah engkau bakal hijrah," ungkap Jibril.

Usai salat, Nabi kembali menunggangi Buraq. Begitu aba-aba telah diterimanya, secepat kilat ia melintasi sebuah gunung di semenanjung Mesir. Lantas Jibril kembali mempersilakan untuk salat di tempat itu. Seperti biasa, Jibril mengungkapkan nilai-nilai historis dari setiap tempat yang disinggahi Nabi.

Selama dalam perjalanan ini, selama berada di atas punggung Buraq dengan kecepatan tak terkira, Nabi menjumpai dan diperlihatkan aneka kejadian aneh dan mengerikan (Khariq al-'Adah).

Nabi menyaksikan secara gamblang orang-orang aneh dengan tingkah laku yang aneh pula. Mereka membentur-benturkan kepalanya ke sebongkah batu besar. Secara ajaib, setiap kali kepala mereka pecah sepecah-pecahnya, seketika itu juga kepala itu langsung utuh kembali seperti sediakala, dan mereka membentur-benturkannya lagi seolah tak pernah merasa jera.

Halaman:

Editor: Abdul Rosyid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah