Sejarah Lengkap Isra Mi'raj: Hari-hari Penuh Duka Muhammad SAW hingga Negosiasi Sholat 5 Waktu

- 7 Februari 2024, 16:54 WIB
Background untuk Isra Mi'ra
Background untuk Isra Mi'ra /

"Siapa orang-orang itu, Jibril" tanya Nabi.

"Mereka adalah orang-orang yang kepalanya merasa berat mengerjakan salat fardhu," jawab Jibril mengabarkan gambaran azab yang akan ditanggung oleh orang-orang yang tidak mengerjakan kewajiban salat.

Perjalanan Mi'raj Melintasi Tujuh Langit

Jibril memeluk Rasulullah dan mencium bagian kening di antara kedua matanya sembari berucap, "Naiklah Muhammad! engkau adalah tamu yang mulia dan akan menghadap Tuhan Yang Maha Mulia."

Tanpa jeda yang lama Rasulullah dan Jibril melangkahkan kaki menaiki Mi'raj. Begitu kedua kakinya tepat menginjak tangga yang pertama, tangga itu membawa Rasulullah dan Jibril terbang menembus awan, bintang-bintang, hingga sampai di salah satu pintu dari beberapa pintu langit dunia yang bernama Bab al-Hafazhah (pintu para penjaga).

Nabi Muhammad dan Jibril kemudian memasuki pintu langit pertama. Begitu langkah kaki Rasulullah melewati pintu, terlihat seorang laki-laki berkulit kemerah-merahan, berwajah tampan, berbadan gagah. Di samping kanan lelaki itu terdapat sekawanan ruh manusia dan sebuah pintu yang menebarkan semerbak aroma wangi. Sementara, di samping kirinya ada kawanan ruh manusia dan sebuah pintu yang menawarkan bau nyinyir.

Di tengah-tengah pemandangan yang membingungkan ini Rasulullah menyapa laki-laki itu dan mengucapkan salam. Ia pun
membalas salam dan menyambut dengan santun kedatangan Rasulullah.

"Siapa orang ini, Jibril," tanya Rasulullah.

"Dia adalah Bapakmu, Adam. Para ruh manusia itu adalah anak cucunya," jawab Jibril menjelaskan peristiwa yang membingungkan ini.

Memasuki pintu langit kedua, Rasulullah melihat dua pemuda sedang duduk santai di atas balai-balai yang terbuat dari permata yaqut. Mereka adalah Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Yahya bin Zakaria. Kedua Nabi itu terlihat dikelilingi kelompok orang dari umatnya. Rasulullah menyapa keduanya dengan mengucapkan salam. Dengan santun, mereka berdua membalas salam dan menyambut kedatangan Nabi Muhammad dengan berkata, "Marhaban, selamat datang saudara yang saleh dan Nabi yang saleh". Lalu, kedua Nabi itu malafalkan doa kebaikan untuk Nabi Muhammad.

Halaman:

Editor: Abdul Rosyid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah