Meski demikian, hal ini tidak boleh menjadi alasan kurang maksimalnya perempuan dalam beribadah di bulan suci Ramadhan.
Dikisahkan, suatu hari Siti Aisyah menangis sebab haid pada saat hendak melaksanakan haji.
Dalam kondisi tersebut, Nabi Muhammad saw menghiburnya dan menjelaskan bahwa itu semua merupakan siklus alami perempuan dan tidak perlu ditangisi. Nabi saw kemudian meminta Siti Aisyah untuk tetap beribadah.
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، قَالَ: سَمِعْتُ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ القَاسِمِ، قَالَ: سَمِعْتُ القَاسِمَ بْنَ مُحَمَّدٍ ، يَقُولُ: سَمِعْتُ عَائِشَةَ تَقُولُ: خَرَجْنَا لَا نَرَى إِلَّا الحَجَّ، فَلَمَّا كُنَّا بِسَرِفَ حِضْتُ، فَدَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَبْكِي، قَالَ: مَا لَكِ أَنُفِسْتِ؟. قُلْتُ: نَعَمْ، قَالَ: إِنَّ هَذَا أَمْرٌ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَى بَنَاتِ آدَمَ، فَاقْضِي مَا يَقْضِي الحَاجُّ، غَيْرَ أَنْ لَا تَطُوفِي بِالْبَيْتِ
Pada hadits di atas dijelaskan dengan tegas bahwa haid merupakan suatu keniscayaan yang ditetapkan oleh Allah kepada perempuan. Nabi Muhammad tetap memerintahkan Siti Aisyah melaksanakan ibadah haji selain melaksanakan thawaf sebab thawaf harus dilaksanakan dalam keadaan suci. Hal ini menjelaskan bahwa meski perempuan dalam keadaan haid, ia dapat melaksanakan ibadah yang bernilai positif.
3 amalan perempuan haid di bulan Ramadhan
Dalam kasus perempuan haid di bulan Ramadhan, sebenarnya masih tetap bisa memaksimalkan potensi ibadah meski dalam keadaan haid dengan melaksanakan ibadah lain yang tidak membutuhkan keadaan suci dari hadats besar. Setidaknya ada 3 amalan yang bisa dilakukan perempuan haid di bulan suci Ramadhan, yaitu sebagaimana berikut:
1. Memberi makanan buka puasa
Salah satu amalan yang dapat dilakukan oleh perempuan yang sedang datang bulan ialah memberikan makanan kepada orang yang berbuka puasa. Disebutkan bahwa orang yang memberi makan untuk berbuka puasa mendapatkan pahala sebagaimana orang yang berpuasa. Rasulullah bersabda:
Editor: Uswatun Khasanah