مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
Artinya: “Barangsiapa yang memberi makanan kepada orang untuk berbuka puasa, maka ia mendapatkan pahala sesuai orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun”. (HR. Turmudzi)
2. Mencari dan mengajarkan ilmu
Mencari ilmu dan mengajarkan ilmu dapat menjadi ibadah yang dilakukan oleh perempuan yang sedang datang bulan. Sebab kegiatan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan mempunyai nilai baik dan menjadi sebuah ibadah. Sebagaimana diriwayatkan Syekh Abu Laits Nasr bin Muhammad As-Samarqandi, dalam kitab Tanbihul Ghafilin yang bersumber dari Muadz bin Jabal berikut ini:
وَعَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ، قَالَ: تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ فَإِنَّ تَعَلُّمَهُ حَسَنَةٌ، وَطَلَبَهُ عِبَادَةٌ، وَمُذَاكَرَتَهُ تَسْبِيحٌ، وَالْبَحْثُ عَنْهُ جِهَادٌ وَتَعْلِيمَهُ مَنْ لَا يَعْلَمَهُ صَدَقَةٌ، وَبَذْلَهُ لِأَهْلِهِ قُرْبَةٌ
Artinya: “Dari Muadz bin Jabal ra berkata: Belajarlah ilmu pengetahuan, sebab sesungguhnya belajar merupakan kebaikan, mencarinya merupakan ibadah, menelaahnya merupakan tasbih, mengkajinya merupakan jihad, mengajarkannya kepada yang belum tahu merupakan sedekah dan menyerahkannya kepada ahlinya merupakan amal yang dapat mendekatkan kepada Allah”. (As-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin, [Beirut: Dar Ibnu Katsir: 2000], cet 3, hal 429)
3. Memperbanyak dzikir dan doa
Di antara amalan yang bisa dikerjakan perempuan yang sedang haid adalah memperbanyak dzikir, shalawat, dan doa. Di antara dzikir tersebut adalah membaca tahmid, takbir, hauqalah atau dzikir lainnya di setiap saat. Harapannya adalah bisa mendapatkan keberkahan, terutama saat Ramadhan yang di dalamnya terdapat lailatul qadar.
Dalam riwayat yang disebutkan Imam Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya, Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai doa apa yang sebaiknya dibaca saat menemukan lailatul qadar. Kemudian Nabi menjawab:
اللهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ، فَاعْفُ عَنِّي