Kemudian dari dua kejadian membuat Sri Lanka gagal untuk membayar utang luar negeri atau Allen sebesar 51 Milyar Dollar Amerika Serikat.
Kemudian mereka juga kehabisan stok dollarnya sehingga berdampak pada ketidakmampuan mereka untuk membayar impor bahan pokok yang dibutuhkan oleh masyarakat Sri Lanka.
Itulah yang menyebabkan harga-harga bahan pokok di Sri Lanka seperti BBM dan harga pangan mengalami lonjakan yang cukup signifikan.
Berdasarkan pengalaman yang dialami oleh Sri Lanka, meskipun persentasenya masih kecil Indonesia harus melakukan langkah-langkah mitigasi.
Telisa Aulia Falianty, pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia mengatakan bahwa Indonesia harus melakukan diversifikasi ekonomi.
Jangan hanya bergantung pada satu atau dua komoditi saja tetapi di diversifikasi-kan ke sektor-sektor yang memang punya nilai tambah seperti halnya manufaktur yang bisa menjadi bantalan ekonomi suatu negara dalam hal ini adalah Indonesia.
Teresa juga menghimbau kepada pemerintah agar tidak terlalu mengandalkan impor khususnya di sektor pangan dan energi.
Beliau juga mengingatkan agar Indonesia meningkatkan produksi dalam negeri.